Pages

Cita-cita Pancasila "Keadilan Sosial yang Semakin Jauh".

Selasa, 20 September 2011

1.   Keadilan Sosial Semakin Jauh
Anggota Komite II DPD RI Riza Pahlevi Datuk Rajo Ka Ampek Suku menuding, pemerintah dibawah kepemimpinan SBY-Boediono masih banyak ngomong. Sehingga cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang termaktub dalam sila kelima Pancasila semakin sulit untuk dijangkau.

"Pemerintahan SBY masih banyak ngomong, sedangkan prakteknya masih sangat lemah. Indikatornya sederhana saja, orang miskin makin bertambah miskin, orang kaya semakin kaya. Sangat jauh dari rasa keadilan. Berarti SBY gagal menuntaskan kemiskinan," kata Riza Pahlevi kepada Padang Ekspres usai menghadiri Sosialisasi UUD 1945 di SMPN 5 Payakumbuh, kawasan Tiaka, Payobasuang, Kecamatan Payakumbuh Timur.

Menurut Riza Pahlevi, jika pemerintahan SBY-Boediono masih larut dalam politik pencitraan atau tidak menyentuh persoalan substansif,  kondisi yang dialami bangsa akan begini terus. Cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tidak akan terwujud. "Lagu Rhoma Irama orang miskin tambah miskin, orang semakin kaya, bakal terus terjadi," kata anggota DPD RI asal Nagari Koto Nan Gadang, Payakumbuh, Sumbar ini.

Kendati menilai cita-cita keadilan sosial dalam sila kelima Pancasila semakin jauh dari harapan. Riza Pahlevi dihadapan puluhan anggota anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS SMP Payakumbuh, tetap yakin Pancasila masih menjadi suatu yang ampuh bagi bangsa Indonesia.

Selain mengupas soal Pancasila dan UUD 1945, Riza Pahlevi yang hadir di SMPN 5 Payakumbuh bersama Musrif PKS Limapuluh Kota H Zul Aidi, juga mensosialisasikan dua pilar kebangsaan lainnya. Masing-masing Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menariknya saat forum tanya jawab digelar, sejumlah guru yang menjadi peserta sosialisasi nampak tidak berbasa-basi untuk menyampaikan unek-unek mereka. Salah seorang guru mengatakan, dia sudah mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada semua murid-muridnya. Tapi anggota dewan tidak memberikan contoh teladan yang baik. Padahal pendidikan itu adalah keteladanan.

Mendengar komentar sang guru yang disampaikan dengan nada berapi-api, Riza Pahlevi nampak terdiam sejenak. Setelah itu baru menjawab, "Itulah realita dewan kita. Tapi tidak semua anggota dewan seperti itu. Masih banyak yang baik-baik. Hanya persoalannya kebaikan itu tidak muncul kadang-kadang."

Selain meluapkan kritik buat dewan, guru-guru Payakumbuh yang hadiri dalam Sosialisasi UUD 1945 juga menanyakan sejumlah persoalan teranyar bangsa ini. Mulai dari masalah RUU Keistimewaan Yogyakarta sampai kepada persoalan sertifikasi guru.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS