Pages

My Childhood My Adventure

Kamis, 24 Maret 2016



Suatu hari SD gue yang tadinya masuk pagi jam 07.00 tiba-tiba jadi ganti masuk siang. Dan akhirnya gue pulang sore. Ketika gue baru pulang sekolah, Risa ga ada di rumah. Yaudah, gue keluar rumah dan duduk di aspal depan pager sambil nungguin Risa.
Mereka Tiba.
Loh mereka? Ya, Risa bersama Ninna menghampiri dan ikut duduk-duduk sore dekat gue. Mereka cerita tentang apa yang baru aja terjadi. Gue si pengamat sedang mengamati jalanan. Jadi gue cuma dengerin aja. Awalnya gue ga ngerasa ada yang aneh dari kelakuan Risa dan Ninna dalam kejadian yang baru aja mereka ceritakan.
Tapi gue ngerasa itu udah 'agak' keterlaluan, kalau itu bukan candaan. Tapi nyatanya itu candaan anak SD. Menurut gue candaan itu bisa menyakiti perasaan seseorang secara gak langsung. Berhati-hatilah kawan.

Kejadiannya saat gue masih disekolah. Tapi terjadi di komplek polisi (gue menyebutnya taman bermain karena ada taman bermainnya). Apasih yang terjadi? Anda penasaran? Sama saya juga. Oke ini yang kurang lebih diceritain sama mereka.

"kan kita bertiga lagi main di taman bermain. Aku (Risa) bilang ke Yuki abis beli komik baru. Terus aku (Ninna) juga bercanda bilang ke Yuki, "iya aku juga abis beli komik banyak." Tiba-tiba Yuki nangis terus pulang ke rumahnya. Mom-nya Yuki bilang ke Ninna kalo jangan begitu".

Nah itu kurang banget menurut gue, Karena gue akan mengevaluasinya lebih lanjut.

Mereka bertiga sedang bermain di taman bermain yang ada di komplek polisi. Adalah Risa, Yuki, Ninna, dan tanpa gue. Sedang berbincang-bincang nan asyik layaknya anak kecil yang bisanya cuma ceplas ceplos ga ngertii itu serius atau nggak. Setelah Risa dan Ninna pamer bilang kalo mereka abis beli komik baru ternyata Yuki ngerti apa yang dia ga punya. Perasaan Yuki sensitif dan hatinya tergores oleh kata-kata sahabatnya. Namanya juga anak kecil, suka ga ngerti mana bercanda mana serius. Menurut gue, orang tua Ninna yang overprotektif ga bakal ngizinin dia buat beli banyak komik. Begitulah maksudnya, Ninna cuma bercanda buat speak, speak aja. Tapi malah dimasukin ke hati sama Yuki. Selanjutnya Yuki pulang sambil menangis dan sepertinya menceritakan kejadian itu ke mom-nya. Kemudian mom-nya Yuki menasihati Ninna untuk tidak mengulangi hal seperti itu lagi.

Terus apa hubungannya dengan gue? Ga ada? Oke. ADA.
Persahabatan kami petjahh! Kami terbagi menjadi dua kubu. Kubu pertama: gue, Risa, Yuki. Kubu kedua: gue, Risa, Ninna. Jadi gue, Risa, dan Yuki tetep main bareng. Dan gue, Risa, Ninna juga tetep main bareng. Tapi nggak buat Yuki dan Ninna. Entah mengapa kami jadi menjaga jarak seiring dengan meningkatnya usia. Ninna dengan kehidupannya, yang cuma main sama gue sebentar. Tapi gue sama Ninna ngga ada jarak-jarakan. Kita main seperti biasa, akrab sampe jambak-jambakan tapi ga sampai menimbulkan jarak. Kalau Yuki biasanya main sama Risa sampai berlarut-larut, yang di maksud bukan sampai larut malam. Tapi lupa waktu, lupa makan, dan lupa tempat. Kemana pun mereka main, gue tetep ga pernah nemu markas mereka. Tapi Risa dan Yuki tidak pernah lupa untuk kembali pulang. Gue akrabnya lebih sama Ninna ketimbang Yuki, mungkin karena gue dan Ninna seumur. Dan Risa lebih akrab dengan Yuki karena mereka seangkatan walaupun ngga seumur. Toh mereka teman sedari sebelum mereka sekolah.

To be Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS