Tampilkan postingan dengan label Amanat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amanat. Tampilkan semua postingan
Kamu Pergi, Sahabat
Kamis, 15 Februari 2018
Tiba-tiba kabar itu datang tanpa diundang, menyerang bak di medan perang. Lagi-lagi bukan kader ku yang lepas, tapi sahabat ku pergi. Sedih sebenarnya luar biasa, dimana dia, tak mengucapkan kata-kata perpisahan atau pamit dulu pada sahabat-sahabatnya. Dia Pergi.
Senin, 03 Juli 2017
Selasa, 28 Maret 2017
Wajah ini termenung. Hati ini tak tenang. Pikiran ku berputar. Hingga 180 derajat jauhnya ke memori yang ku simpan sewaktu dulu. Ketika seorang akhwat membuka pembicaraan tersebut. Pembicaraan yang membuat aku harus peduli. Yang membuat aku memikirkan saudari-saudariku yang membutuhkanku.
Selasa, 14 Maret 2017
"Hakikatnya cinta itu melepaskan."--
Begitu kutipan yang saya kutip dari buku Teka Teki Rasa karya Ahimsa Azaleav yang dikutip dari buku Tere-Liye.
Rabu, 01 Maret 2017
Selasa, 07 Februari 2017
Di suatu grup social media terbuka
diskusi dadakan yang dipelopori oleh seorang akhwat, ia adalah temanku se-halaqah. Ia membuka diskusi dengan
sebuah pertanyaan.
“Dimana Allah?”
Senin, 30 Januari 2017
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam kedaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
QS. Ali Imran (3): 190-191
Jumat, 27 Januari 2017
Sabtu, 23 Juli 2016
Selasa, 26 April 2016
Kata itu yang membuat gue menyesal dikemudian hari. Pertengkaran membuat persahabatan gue hancur dan ga bakal bisa dibangun lagi dengan ornag yang sama. Terlambat. Semuanya udah terlambat ketika gue menyadari dulu itu indah. Masa kecil gue yang indah, sia-sia ga gue jaga.
Lo tau apa yang terjadi?
Sabtu, 17 Agustus 2013
Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo! Hehe saya mau nge-share "Cerpen" yang saya bikin saat kelas 9 SMP.
Halo! Hehe saya mau nge-share "Cerpen" yang saya bikin saat kelas 9 SMP.
MISTERI
DEPAN SEKOLAH
Karya : Fardah Hamasdudayeva
Kelas : IX.VII (Sembilan.Tujuh)
Hari itu Rima berangkat
sekolah seperti biasa. Setibanya di sekolah, Rima segera masuk kelas. “Selamat pagi teman-teman!”. Sapa Rima
pada teman-teman kelasnya. Ternyata tak satu pun teman sekelasnya menjawab
sapaan Rima. Rima pun kecewa. Hingga sahabat Rima yang bernama Nanda menyadari
keberadaan Rima. “Hei Rima! kamu udah
datang ya”. Kekecewaan Rima hilang karena kata-kata sahabatnya itu. “Nanda, itu ada apa sih? Kok pada ngumpul di
mejanya Irwan?”. Rima bingung sedari tadi masuk kelas, karena semua teman
kelasnya mengumpul di meja ketua kelas, yaitu Irwan. “oh itu, katanya si Irwan kemarin malam pas dia pulang dari minimarket,
dia liat putih putih yang terbang di depan sekolah. Jadi Irwan menceritakannya
pada teman-teman sekelas”. Jelas Nanda dengan nada bicara tak percaya. “Hah?! Putih putih terbang didepan
sekolah?”. Tanya Rima terkejut. “Iya,
aku sih nggak tau itu bener atau nggak.. coba saja tanya sama Irwan”. Usul
Nanda. KRIIIING!! KRIIIING!!. Bel masuk berbunyi. “Yaudah, nanti pulang sekolah aku tanya deh..”. Jawab Rima.
KRING! KRING!. Bel berbunyi
menandakan seklah telah usai. Waktu telah menunjukan pukul 12 siang. Pada saat
itu Rima dan Nanda yang masih penasaran dengan cerita Irwan. “Wan, emang putih putih yang depan sekolah
itu beneran ada?”. Tanya Rima. “Bener
Rim! Aku liat sendiri! Eh nggak maksudnya aku sama Dikma liat dengan mata
kepala sendiri, didepan sekolah deket pintu gerbang ada putih putih yang terbang!
Ya kan, Dik?”. Jelas Irwan menggebu-gebu dan meminta pembuktian pada Dikma.
“Iya bener, coba nanti malaem kita
buktiin. Ngumpul didepan warungnya Rinda jam 8 malam ya?”. Dikma menjawab
dan memberi usul. “Oke, kita buktiin
nanti malam ya”. Rima menerima tantangan dari Dikma. “Eh tapi ngomong-ngomong kalian kira putih putih itu apa?”. Tanya
Nanda. “Oh iyaya, menurutku.. mungkin itu
hantu!”. Seru Irwan. “iya! Menurutku
mungkin itu hantu penunggu sekolah!”. Timpal Dikma. “Oh kalian kira hantu ya? Baiklah samai jumpa nanti malam”. Tegas
Rima. Nanti malam mereka akan membuktikan kebenaran dibalik ‘putih putih’
tersebut. Dan Dikma mengusulkan mereka bertemu di depan warung milik temannya,
yang bernama Rinda.
Malam pun tiba. Waktu telah
menunjukkan pukul 8 malam. Di depan warung Rinda, telah berkumpul lah Rima,
Nanda, Irwan, dan Dikma. Mereka berjalan menuju gerbang sekolah yang tak jauh
dari warung tersebut. “Mana Wan? Nggak
ada tuh putih putih terbang?”. Tanya Rima heran. “Ada! Kemaren ada kok!”. Jawab Irwan tak mau kalah. “Oh mungkin hantunya lagi keliling-keliling
sekolah kali!”. Kata Dikma dengan sedikit bercanda. Mereka tak masuk ke
dalam wilayah sekolah karena gerbang sekolah dikunci pada saat malam hari. “Mana sih?! Nggak ada tau! Buang-buang waktu
saja! Balik yuk!”. Kata Nanda dengan nada kesal. Breeem.. breemm… Tiba-tiba
motor lewat. Tanpa mereka sadari sinar dari lampu motor yang baru saja lewat
itu menyorot sesuatu berwarna putih didalam wilayah sekolah, dihalaman sekolah.
Mereka semua berteriak sekeras mungkin dan melarikan diri dengan kecepatan
hampir 10 meter per detik. Sampai akhirnya mereka berempat percaya bahwa putih
putih terbang itu benar-benar ada, tetapi mereka tidak tau apakah itu hantu
atau bukan, karena mereka telah melarikan diri dahulu sebelum menyimpulkan itu
apa.
Pagi hari tiba. Rima, Nanda, Irwan,
dan Dikma menceritakan pada teman-teman kelasnya atas kejadian tadi malam
dengan sedetail-detailnya. Tapi salah satu teman mereka yaitu Rinda tidak takut
atau pun terkejut mendengar mereka menceritakan kejadian itu. “Tapi kalau menurut kalian itu hantu, kalau
menurutku itu bukan hantu”. Rinda memberikan pikirannya tentang putih putih
terbang itu. “Lalu apalagi kalau bukan
hantu?”. Tanya Rima yang menyangka putih putih terbang itu adalah hantu
setelah mengalami kejadian tadi malam. “Kalian
bisa lihat nanti pulang sekolah dihalaman depan sekolah itu ada apa”. Jelas
Rinda tanpa menyebutkan apa pendapatnya. Bel masuk berbunyi. Rima, Nanda,
Irwan, dan Dikma masih penasaran apa yang dimaksud oleh Rinda.
Pulang sekolah pun tiba. Rima,
Nanda, Irwan, dan Dikma segera menuju halaman depan sekolah yang sedikit
tertutup saat pagi sampai sore hari karena tertutup kantin sekolah yang ramai
dikerumuni siswa siswi dengan segala keperluannya. Saat sampai dihalaman depan
sekolah mereka berempat terkejut bukan main. “Hah?! Kenapa ada pohon nangka sebesar ini di halaman depan sekolah?”. Kata
Rima dengan mulut sedikit terbuka. “Eh?!
aku juga baru tau disini ada pohon nangka!”. Seru Dikma. Saat ini mereka
melihat pohon nangka besar dimana beberapa buah nangkanya diikat dan ditutup
oleh karung berwarna putih. Akhirnya mereka tau kalau putih putih terbang pada
saat malam hari itu bukan hantu melainkan buah nangka yang dibungkus oleh
karung berwarna putih. Mereka menyesal atas dugaannya itu dan mereka akan
berhati-hati dalam mengamati benda yang ada disekeliling mereka.
Senin, 03 Juni 2013
Halo!
Mungkin lo ga memikirkan atau udah lupa atau emang ga peduli dengan sapa- gw barusan. Misalnya salah satu lo inget atau peduli dan bertanya "Kenapa nyapanya ga kayak posting sebelumnya?". Jawabannya. "Gw takutnya lo yang berbaik hati meluangkan waktu buat baca posting gw pada marah, karena postingan gw sebelum ini, gw cuma nyapa angin. Jadi gw mau menyapa kalian semua yang nyata maupun gaib". *ala Tukul.
Gw akan sedikit bercerita tentang pengalaman gw dalam belajar menghadapi ulangan. Belum terlalu lama, saat gw kelas 9 semester satu. Yaitu, ulangan semester ganjil.
Besok adalah hari ke-4 gw ulangan semester 1 kelas 9, Mata pelajaran yang akan diujikan itu adalah TIK (teknologi informasi dan Komunikasi). Gw berpikir, hari ini gw kurang puas dengan jawaban yang gw isi tadi. Jadi gw memutuskan untuk lebih- lebih belajarnya. Dikamar gw duduk dibawah sambil meletakkan 2 buku TIK. Yaitu buku paket yang berukuran kecil, dan buku tulis. Karena pelajaran TIK jarang ada latihan yang harus ditulis dibuku tulis, jadi buku tulis itu gw campur Catatan- dengan Latihan. Belajar pun dimulai. Gw membaca buku paket itu mula-mula dari bab 1. Yang gw hafalkan, yaitu :
- pengertian dan asal mula
- singkatan dan kepanjangannya
- istilah-istilah
- cara-cara
- keuntungan dan kelemahan
Dengan cara menghafalkannya, antara lain:
- Dengan suara keras
- dibaca, diingat, dan diucap berulang kali, sampai hafal di luar
kepala. (maksudnya sampe inget banget, ga pake liat buku atau
catatan).
Proses penghafalan gw berlanjut ke Bab-bab berikutnya. Dan kalo ada Latihan soal di sela-sela pergantian bab, gw isi dan hafalin soal+jawabannya.
Selesailah gw belajar sampai bab terakhir. Rasanya otak gw udah penuh dan mau tumpah. Akhirnya gw beresin buku-buku itu dan alat-alat tulis untuk besok.
Besoknya,
TIK kalo ga salah, ulangan pelajaran ke-2. Susunan jadwal:
Bel masuk - Ul.MTK - Istirahat - Ul.TIK - Ul.Penjas - Bel pulang
Dan saat menerima soal ulangan TIK. Ekspresi gw.
*kenapa soalnya susah?! Kenapa gw ga inget hafalan gw?!
Ah.. yaudah lah gw isi sebisanya aja dengan sedikit bantuan dari temen. (Re*bantuan*: nanya-nanya).
Ulangan hari itu berakhir dengan ketidak-puasan juga.
Seminggu kemudian,
Hasil ulangan TIK telah keluar, tapi bukan dikertas ulangan itu sendiri melainkan didata kelas gw yang ada dikomputer guru TIK.
Saat gw lagi memperhatikan nilai-nilai gw. Jantung gw tersentak! Dikolom tugas terakhir gw bernilaikan 100 COOOOOYYYY!!
Saat gw memperhatikan lagi nilai-nilai temen-temen gw, kaga ada yang SERATUS lagi COOOOYY!
Berarti cuma gw dong yang nilainya seratus?
*bangga banget dalem hati, ga sia-sia udah belajar mati-matian.
Tapi padahal waktu gw ngerjain ulangan itu ngga merasa puas loh? kok bisa ya? ya.. itu adalah kehendak Allah yang maha kuasa.
"Kita sudah berusaha, sisanya pasrahkan pada Allah".
Ya, begitulah kisah motivasi gw. Semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya. Tapi saat itu gw *girang banget dalem hati. Jadi, keberhasilan itu harusnya dijadikan pengalaman motivasi kita, jangan sampai membuat lo puas dan akhirnya lo sombong dan ga mau berusaha lagi.
Semoga cerita gw bisa memberikan semangat bagi orang-orang yang males belajar apalagi kalo lagi ulangan.
"Buang NeThink, ciptakan PoThink!".
BYE!
Mungkin lo ga memikirkan atau udah lupa atau emang ga peduli dengan sapa- gw barusan. Misalnya salah satu lo inget atau peduli dan bertanya "Kenapa nyapanya ga kayak posting sebelumnya?". Jawabannya. "Gw takutnya lo yang berbaik hati meluangkan waktu buat baca posting gw pada marah, karena postingan gw sebelum ini, gw cuma nyapa angin. Jadi gw mau menyapa kalian semua yang nyata maupun gaib". *ala Tukul.
Gw akan sedikit bercerita tentang pengalaman gw dalam belajar menghadapi ulangan. Belum terlalu lama, saat gw kelas 9 semester satu. Yaitu, ulangan semester ganjil.
Besok adalah hari ke-4 gw ulangan semester 1 kelas 9, Mata pelajaran yang akan diujikan itu adalah TIK (teknologi informasi dan Komunikasi). Gw berpikir, hari ini gw kurang puas dengan jawaban yang gw isi tadi. Jadi gw memutuskan untuk lebih- lebih belajarnya. Dikamar gw duduk dibawah sambil meletakkan 2 buku TIK. Yaitu buku paket yang berukuran kecil, dan buku tulis. Karena pelajaran TIK jarang ada latihan yang harus ditulis dibuku tulis, jadi buku tulis itu gw campur Catatan- dengan Latihan. Belajar pun dimulai. Gw membaca buku paket itu mula-mula dari bab 1. Yang gw hafalkan, yaitu :
- pengertian dan asal mula
- singkatan dan kepanjangannya
- istilah-istilah
- cara-cara
- keuntungan dan kelemahan
Dengan cara menghafalkannya, antara lain:
- Dengan suara keras
- dibaca, diingat, dan diucap berulang kali, sampai hafal di luar
kepala. (maksudnya sampe inget banget, ga pake liat buku atau
catatan).
Proses penghafalan gw berlanjut ke Bab-bab berikutnya. Dan kalo ada Latihan soal di sela-sela pergantian bab, gw isi dan hafalin soal+jawabannya.
Selesailah gw belajar sampai bab terakhir. Rasanya otak gw udah penuh dan mau tumpah. Akhirnya gw beresin buku-buku itu dan alat-alat tulis untuk besok.
Besoknya,
TIK kalo ga salah, ulangan pelajaran ke-2. Susunan jadwal:
Bel masuk - Ul.MTK - Istirahat - Ul.TIK - Ul.Penjas - Bel pulang
Dan saat menerima soal ulangan TIK. Ekspresi gw.
*kenapa soalnya susah?! Kenapa gw ga inget hafalan gw?!
Ah.. yaudah lah gw isi sebisanya aja dengan sedikit bantuan dari temen. (Re*bantuan*: nanya-nanya).
Ulangan hari itu berakhir dengan ketidak-puasan juga.
Seminggu kemudian,
Hasil ulangan TIK telah keluar, tapi bukan dikertas ulangan itu sendiri melainkan didata kelas gw yang ada dikomputer guru TIK.
Saat gw lagi memperhatikan nilai-nilai gw. Jantung gw tersentak! Dikolom tugas terakhir gw bernilaikan 100 COOOOOYYYY!!
Berarti cuma gw dong yang nilainya seratus?
*bangga banget dalem hati, ga sia-sia udah belajar mati-matian.
Tapi padahal waktu gw ngerjain ulangan itu ngga merasa puas loh? kok bisa ya? ya.. itu adalah kehendak Allah yang maha kuasa.
"Kita sudah berusaha, sisanya pasrahkan pada Allah".
Ya, begitulah kisah motivasi gw. Semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya. Tapi saat itu gw *girang banget dalem hati. Jadi, keberhasilan itu harusnya dijadikan pengalaman motivasi kita, jangan sampai membuat lo puas dan akhirnya lo sombong dan ga mau berusaha lagi.
Semoga cerita gw bisa memberikan semangat bagi orang-orang yang males belajar apalagi kalo lagi ulangan.
"Buang NeThink, ciptakan PoThink!".
BYE!
Langganan:
Postingan (Atom)