Di suatu grup social media terbuka
diskusi dadakan yang dipelopori oleh seorang akhwat, ia adalah temanku se-halaqah. Ia membuka diskusi dengan
sebuah pertanyaan.
“Jawab ya pakai Dalil.”
“Jangan search g**gle.”
Seorang Ikhwan menjawab.
“Kayaknya di surat 50 ayat 16.”
Diriku ikut menjawab.
“Allah lebih dekat dari urat nadi kita sendiri, tapi ane
kurang tau dalilnya.”
Ikhwan itu kemudian menjawab lagi dengan penguatan atas
jawabannya yang pertama. Setelah aku pastikan dengan Aplikasi Al-qur’an di smartphone-ku, ternyata terjemahannya
tepat, yaitu...
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya.”
QS. Qaf (50): 16
Muncul seorang akhi dengan
jawaban yang berbeda.
“Bismillah, kalau ana jawabnya,
Allah ada di atas langit bersemayam di Arsy. Afwan kalua keliru mohon
dibenarkan..
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke
sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.”
QS. Al-Hadid (57): 4
Sama hadits riwayat Muslim no 534
Afwan lupa no haditsnya.”
Belum rampung jawaban yang tepat
diputuskan, hadir lagi sebuah pertanyaan dari seorang akhi.
“Kenapa Allah namanya Allah?”
Teringat sebuah pembahasan, saat
aku duduk di sebuah halaqah.
Pembahasan itu terkait dengan banyaknya hal yang dipertanyakaan di dunia ini. Murobbiyah-ku berkata, jangan semua hal
kamu pertanyakan, efeknya keimananmu sendiri yang dipertanyakan.
Segera kujawab pertanyaan seorang
akhi tersebut.
“Jgn dipertanyakan semua akhi..”
Muncul kembali bahasan jawaban
pertanyaan pertama. Seorang akhi lagi menjawab dengan jawaban yang sama dengan
akhi sebelumnya. Namun, kali ini dengan dalil yang berbeda.
“Kalau Ustadz ane bilang, Allah
bersemayam di Arsy..
Dalilnya
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.”
QS. Al-A’rof (7): 54
“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas ‘Arsy.”
QS. Thoha (20): 4-5
“Kemudian Allah bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah,
maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad)
tentang Dia.”
QS. Al-Furqon (25):
59”
Seorang akhi merespon jawabanku.
Ia menyatakan bahwa pertanyaannya tidak main-main. Jawaban dari pertanyaan ini
pernah dilontarkan oleh ulama besar, ucap si akhi.
Selang beberapa menit. Si akhwat
yang mempelopori diskusi angkat bicara dan menyatakan bahwa jawaban yang benar
adalah…
Dimana Allah?
Allah bersemayam di atas ‘Arsy.
Ternyata, jawabanku kurang tepat.
Karena si akhwat satu ini bertanya ‘dimana’ untuk jawaban sebuah ‘tempat’.
Kemudian pertanyaan kedua yang
diberikan salah seorang akhi, dijawab oleh seorang ukhti dengan mengirimkan
link berupa link youtu*e. Link tersebut berisi video kajian yang sedang
disampaikan seorang ulama besar.
Dari yang aku rangkum dalam
percakapan video tersebut.
Seorang wanita non-muslim
bertanya.
Mengapa Allah disebut Allah?
Mengapa tidak yang lain?
Kemudian, ulama besar tersebut
menjawab.
Di dalam Al-qur’an Allah
berfirman,
“Katakanlah, serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang
mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma’ul husna.”
QS. Al Isra’ (17):
110
Allah memiliki 99 nama yang tercantum dalam asma’ul husna,
namun yang menjadi mahkotanya adalah “Allah”.
Kenapa orang islam tidak menyebut Allah dengan Bahasa
inggris “God”. “God” dalam Bahasa inggris bisa saja ditambahkan ‘s’
dibelakangnya. “Gods” yang berarti “tuhan-tuhan”. Namun, Allah adalah Tuhan
Yang Maha Esa. Allah itu Esa (tunggal), tidak beranak, tidak pula diperanakkan.
“Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.”
QS. Al-Ikhlas (112):
3
Alhamdulillah, diskusi dadakan menjadi ilmu yang sangat
bermanfaat. Dan semoga tulisan ini pun menjadi bermanfaat bagi yang membacanya.
Mohon maaf bila ada salah-salah kata. Karena sempurna hanya
milik Allah dan manusia adalah tempatnya salah. Terus memperbaiki diri.
Hamasah!
Wassalamu’alaikum…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar