Pages

Pendidikan Jenuh - Tak Jenuh?

Senin, 14 Mei 2018




Setelah berpikir keras, lelah juga. Tapi itulah fungsi dari otak, yaitu untuk berpikir. Jika otakmu hanya digunakan untuk hal-hal yang ringan, maka bisa jadi otak kita tidak ada 1% pun kita gunakan. Seorang ilmuwan fisika teoretis, Albert Einstein, yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20, kabarnya hanya menggunakan 10% dari otaknya. Nah, lantas kita yang bukan ilmuwan atau ulama sudah berapa persenkah menggunakan otak kita untuk berpikir? Atau minimal sudahkah kita menggunakan otak kita untuk berpikir?

Disini, saya ingin mengevaluasi sedikit mengenai, berpikir sejak dini. Kemudian, yang paling pertama muncul dari kata berpikir adalah belajar, lalu pendidikan, dan pembelajaran serta pengajaran.
Menurutmu, pendidikan seperti apa yang bagus untuk menanamkan motivasi berpikir pada siswa usia dini?
Menanggapi kondisi pendidikan di Indonesia, kurikulum yang sudah serentak sesuai digunakan pada setiap sistem pembelajaran di sekolah. Namun, berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Suatu hal perbedaan itu terletak pada kualitas pengajar pada suatu sekolah.

Pengajar yang berkualitas adalah guru teladan yang memahami kurikulum, materi, dan siswa. Siswa membutuhkan motivasi belajar sebelum siswa ini memulai materi. Ia harus mengetahui kompetensi dasarnya serta indikator-indikator yang ingin dicapai dari suatu pembelajaran materi tertentu. Disini, peran pengajarlah yang sangat dinanti. Berikanlah terlebih dahulu kompetensi dasar dan indikator dari materi yang akan dipelajari, agar siswa dapat memahami, kenapa ia harus mempelajari materi tersebut. Kemudian, motivasi itu akan muncul dengan sendirinya seiring dengan rasa penasaran dan timbulnya tujuan pada diri siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS