Pages

Aku ingin Pengorbananku seperti Ummul Mukminin Pertama

Rabu, 22 Agustus 2018

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sobat Muslimah..
Apa hal yang pertama kali kamu bayangkan ketika disebutkan kata 'Muslimah'?
Simak yuk, bagaimana korelasi antara judul kali ini dengan 'Muslimah'!


Muslimah.
Hal pertama yang terbayang ketika mendengar kata itu adalah wanita yang lembut sifatnya, baik akhlaknya, dan santun perangainya. Ibarat tanaman, jika ia selalu disirami air, maka ia tumbuh berbunga bahkan berbuah, seperti halnya muslimah, jika ia dibekali ilmu, iman, dan akhlak yang baik, maka ia akan menjadi muslimah sejati.

Aku pernah mendengar, ada yang mengatakan bahwa sifat-sifat istri-istri Rasulullah mencerminkan sifat-sifat baik muslimah di seluruh dunia. Kata ini memang bukan hadits dan tidak kuat pembuktiannya, tetapi mampu membuat para muslimah berlomba-lomba meneladani sifat dan akhlak istri-istri Rasulullah.

Wahai muslimah, sifat dan akhlak yang bagaimana yang kamu idamkan? Apakah yang keibuan atau yang unggul dalam kecerdasan? ataukah yang penyabar?

Mari kenali istri-istri Rasulullah dan bisa kita menyebutnya 'Shahabiyah'. Khadijah binti Khuwailid adalah yang pertama kali beriman dan yang pertama kali diajarkan wudhu dan shalat bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Ia adalah istri pertama Rasulullah, dengan jenjang usia Khadijah lebih 15 tahun dari Rasulullah. Khadijah disebut ummahatul mukminin, inilah keistimewaan khadijah dibanding dengan istri Nabi shallallahu'alaihi wa sallam lainnya. Jika tidak ada lagi keistimewaan selain ini, tentu sudahlah cukup menunjukkan kemuliaan Khadijah.

ialah Khadijah Radhiyallahu 'anha yang pertama kali shalat bersama Rasulullah, dan saat itu yang dilaksanakan baru shalat sunnah, karena Khadijah meninggal dunia sebelum diwajibkannya shalat lima waktu (Ia meninggal sebelum peristiwa Isra' Mi'raj).

Qatadah, Az-Zuhri, 'Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil Ibnu Ishaq menyatakan, "Khadijah adalah orang pertama beriman kepada Allah dari laki-laki maupun perempuan dan tidak ada yang menyatakan selain itu."

Ibnul Atsir menyatakan, "Khadijah adalah yang Allah tetapkan masuk Islam pertama kali, tidak ada laki-laki maupun perempuan yang mendahuluinya." Dikutip dari Ummahat Al-Mukminin, hlm. 174.

Kemudian, saat turunnya wahyu pertama di gua Hira', Rasulullah bergegas pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Nabi segera menemui istrinya, Khadijah.
"Selimuti aku! Selimuti aku! Tetesi aku dengan air dingin!"

Tubuh Nabi menggigil, raut wajahnya ketakutan. Dalam kondisi seperti itu biasanya seorang istri langsung bertanya-tanya dengan panik dan menuntut jawaban dari sang suami. Namun, inilah keistimewaan akhlak Khadijah, tanpa ingin bertanya, Khadijah segera menyelimuti tubuh suaminya.

Beberapa saat kemudian, kondisi Rasulullah segera pulih. Baru kemudian Khadijah bertanya kepada Rasulullah.
"Suamiku, apa yang terjadi pada dirimu?"

Rasulullah lalu menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Rasa takutnya belum juga hilang.
"Aku amat khawatir terhadap diriku!" Kata beliau.

"Sekali-kali tidak! Allah sama sekali tidak akan menghinakanmu! Engkau adalah penyambung silaturrahim, pemikul beban orang yang mendapat kesulitan, penyantun orang yang papa, penjamu tamu, serta penolong setiap upaya menegakkan kebenaran." Kata Khadijah memberi semangat.

Dalam hal ini, Khadijah menjadi satu-satunya orang yang percaya kepada Rasulullah. Ketika itu, Ummul mukminin Aisyah cemburu kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang selalu menyanjung Khadijah dengan sanjungan yang indah.

Kemudian, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain." 
(HR. Ahmad, 6:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih.)

Keutamaan lainnya adalah, Khadijah pernah mendapatkan salam dari Allah Subhannahu wa ta'ala dan Jibril 'alaihissalam. 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata

Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.’” (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432)

Pengorbanannya tak henti sampai disitu, ketika Rasulullah sedang berbaring dipangkuannya Khadijah berkata,

“Wahai Rasulullah, seandainya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, kemudian engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, ..engkau hendak menyebrangi sebuah sungai dan engkau tidak menemukan satu perahu pun ataupun jambatan, maka engkau gali lubang kuburku, engkau gali kuburku, kemudian ambillah tulang belulangku, engkau jadikan jembatan sebagai jalan menyeberangi sungai itu untuk menemui umatmu. Ingatkan mereka akan kebesaran Allah. Ingatkan mereka perkara yang haq. Ajarkan mereka syari’at islam wahai Rasulullah.”
Wahai muslimah, inilah korelasi antara judul kali ini dengan 'Muslimah'...
begitu besar dan totalitas pengorbanan seorang saidatina Khadijah Radhiyallahu 'anha sebagai seorang istri, dan sejatinya sebagai seorang muslimah.

Sobat Muslimah,
Mari belajar berjuang dengan bercermin meneladani Ibunda kita Khadijah Radhiyallahu 'anha, yang senantiasa menaati Allah dan Rasul-Nya dengan segenap jiwa dan raganya. 

Sumber : https://rumaysho.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS