Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo! Hehe saya mau nge-share "Cerpen" yang saya bikin saat kelas 9 SMP.
MISTERI
DEPAN SEKOLAH
Karya : Fardah Hamasdudayeva
Kelas : IX.VII (Sembilan.Tujuh)
Hari itu Rima berangkat
sekolah seperti biasa. Setibanya di sekolah, Rima segera masuk kelas. “Selamat pagi teman-teman!”. Sapa Rima
pada teman-teman kelasnya. Ternyata tak satu pun teman sekelasnya menjawab
sapaan Rima. Rima pun kecewa. Hingga sahabat Rima yang bernama Nanda menyadari
keberadaan Rima. “Hei Rima! kamu udah
datang ya”. Kekecewaan Rima hilang karena kata-kata sahabatnya itu. “Nanda, itu ada apa sih? Kok pada ngumpul di
mejanya Irwan?”. Rima bingung sedari tadi masuk kelas, karena semua teman
kelasnya mengumpul di meja ketua kelas, yaitu Irwan. “oh itu, katanya si Irwan kemarin malam pas dia pulang dari minimarket,
dia liat putih putih yang terbang di depan sekolah. Jadi Irwan menceritakannya
pada teman-teman sekelas”. Jelas Nanda dengan nada bicara tak percaya. “Hah?! Putih putih terbang didepan
sekolah?”. Tanya Rima terkejut. “Iya,
aku sih nggak tau itu bener atau nggak.. coba saja tanya sama Irwan”. Usul
Nanda. KRIIIING!! KRIIIING!!. Bel masuk berbunyi. “Yaudah, nanti pulang sekolah aku tanya deh..”. Jawab Rima.
KRING! KRING!. Bel berbunyi
menandakan seklah telah usai. Waktu telah menunjukan pukul 12 siang. Pada saat
itu Rima dan Nanda yang masih penasaran dengan cerita Irwan. “Wan, emang putih putih yang depan sekolah
itu beneran ada?”. Tanya Rima. “Bener
Rim! Aku liat sendiri! Eh nggak maksudnya aku sama Dikma liat dengan mata
kepala sendiri, didepan sekolah deket pintu gerbang ada putih putih yang terbang!
Ya kan, Dik?”. Jelas Irwan menggebu-gebu dan meminta pembuktian pada Dikma.
“Iya bener, coba nanti malaem kita
buktiin. Ngumpul didepan warungnya Rinda jam 8 malam ya?”. Dikma menjawab
dan memberi usul. “Oke, kita buktiin
nanti malam ya”. Rima menerima tantangan dari Dikma. “Eh tapi ngomong-ngomong kalian kira putih putih itu apa?”. Tanya
Nanda. “Oh iyaya, menurutku.. mungkin itu
hantu!”. Seru Irwan. “iya! Menurutku
mungkin itu hantu penunggu sekolah!”. Timpal Dikma. “Oh kalian kira hantu ya? Baiklah samai jumpa nanti malam”. Tegas
Rima. Nanti malam mereka akan membuktikan kebenaran dibalik ‘putih putih’
tersebut. Dan Dikma mengusulkan mereka bertemu di depan warung milik temannya,
yang bernama Rinda.
Malam pun tiba. Waktu telah
menunjukkan pukul 8 malam. Di depan warung Rinda, telah berkumpul lah Rima,
Nanda, Irwan, dan Dikma. Mereka berjalan menuju gerbang sekolah yang tak jauh
dari warung tersebut. “Mana Wan? Nggak
ada tuh putih putih terbang?”. Tanya Rima heran. “Ada! Kemaren ada kok!”. Jawab Irwan tak mau kalah. “Oh mungkin hantunya lagi keliling-keliling
sekolah kali!”. Kata Dikma dengan sedikit bercanda. Mereka tak masuk ke
dalam wilayah sekolah karena gerbang sekolah dikunci pada saat malam hari. “Mana sih?! Nggak ada tau! Buang-buang waktu
saja! Balik yuk!”. Kata Nanda dengan nada kesal. Breeem.. breemm… Tiba-tiba
motor lewat. Tanpa mereka sadari sinar dari lampu motor yang baru saja lewat
itu menyorot sesuatu berwarna putih didalam wilayah sekolah, dihalaman sekolah.
Mereka semua berteriak sekeras mungkin dan melarikan diri dengan kecepatan
hampir 10 meter per detik. Sampai akhirnya mereka berempat percaya bahwa putih
putih terbang itu benar-benar ada, tetapi mereka tidak tau apakah itu hantu
atau bukan, karena mereka telah melarikan diri dahulu sebelum menyimpulkan itu
apa.
Pagi hari tiba. Rima, Nanda, Irwan,
dan Dikma menceritakan pada teman-teman kelasnya atas kejadian tadi malam
dengan sedetail-detailnya. Tapi salah satu teman mereka yaitu Rinda tidak takut
atau pun terkejut mendengar mereka menceritakan kejadian itu. “Tapi kalau menurut kalian itu hantu, kalau
menurutku itu bukan hantu”. Rinda memberikan pikirannya tentang putih putih
terbang itu. “Lalu apalagi kalau bukan
hantu?”. Tanya Rima yang menyangka putih putih terbang itu adalah hantu
setelah mengalami kejadian tadi malam. “Kalian
bisa lihat nanti pulang sekolah dihalaman depan sekolah itu ada apa”. Jelas
Rinda tanpa menyebutkan apa pendapatnya. Bel masuk berbunyi. Rima, Nanda,
Irwan, dan Dikma masih penasaran apa yang dimaksud oleh Rinda.
Pulang sekolah pun tiba. Rima,
Nanda, Irwan, dan Dikma segera menuju halaman depan sekolah yang sedikit
tertutup saat pagi sampai sore hari karena tertutup kantin sekolah yang ramai
dikerumuni siswa siswi dengan segala keperluannya. Saat sampai dihalaman depan
sekolah mereka berempat terkejut bukan main. “Hah?! Kenapa ada pohon nangka sebesar ini di halaman depan sekolah?”. Kata
Rima dengan mulut sedikit terbuka. “Eh?!
aku juga baru tau disini ada pohon nangka!”. Seru Dikma. Saat ini mereka
melihat pohon nangka besar dimana beberapa buah nangkanya diikat dan ditutup
oleh karung berwarna putih. Akhirnya mereka tau kalau putih putih terbang pada
saat malam hari itu bukan hantu melainkan buah nangka yang dibungkus oleh
karung berwarna putih. Mereka menyesal atas dugaannya itu dan mereka akan
berhati-hati dalam mengamati benda yang ada disekeliling mereka.