Pages

Diri Ini Ingin Menjaga

Selasa, 28 Maret 2017


Wajah ini termenung. Hati ini tak tenang. Pikiran ku berputar. Hingga 180 derajat jauhnya ke memori yang ku simpan sewaktu dulu. Ketika seorang akhwat membuka pembicaraan tersebut. Pembicaraan yang membuat aku harus peduli. Yang membuat aku memikirkan saudari-saudariku yang membutuhkanku.

Mesti Dijaga!

Selasa, 14 Maret 2017


"Hakikatnya cinta itu melepaskan."--
Begitu kutipan yang saya kutip dari buku Teka Teki Rasa karya Ahimsa Azaleav yang dikutip dari buku Tere-Liye.

Dilihatnya oleh Mata Kalbu

Group Open Discussion

Selasa, 07 Februari 2017

Assalamu’alaikum~

Di suatu grup social media terbuka diskusi dadakan yang dipelopori oleh seorang akhwat, ia adalah temanku se-halaqah. Ia membuka diskusi dengan sebuah pertanyaan.

“Dimana Allah?”

Aku bersama Bintang

Senin, 30 Januari 2017


"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam kedaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
QS. Ali Imran (3): 190-191

ODOJ

Jumat, 27 Januari 2017


Assalamu'alaikum, Sahabat Shalihat!
Kalau lagi liburan, kegiatan apa yang sahabat lakukan??

Rutinitas Mahasiswi

Selasa, 10 Januari 2017

Sebuah jam berdetak kencang, diikuti detak-detak kecil lainnya diselip-selipan tas punggung.
Telepon genggam berbunyi nyaring, berusaha membangunkan jiwa-jiwa yang lelap.
Pagi sudah tiba, pukul 4 aku terbangun.
Gercap-gercap mata dengan nafas pendek, ku buka pintu kamar, terlihat sehelai kain handuk tertata mengering. Melakukan sunnah-sunnah rasul di pagi hari, membersihkan diri, menggosok gigi.
Keran yang menyala, aku biarkan membasahi rukun-rukun wudhu. Menunaikan kewajiban sebagai umat islam, dan yang sesungguhnya solat itu lebih baik daripada tidur.
Memang saat fajar membentang adalah waktu syahdu memuliakan nama-Nya, berdzikir atas kebesaran-Nya.
Tuk lanjutkan kemesraan memuji sang pencipta, ku lantunkan ayat-ayat suci-Nya sampai matahari terbit. Sampailah pada waktu yang afdhol untuk shalat dhuha. Ku lakukan gerakan-gerakan shalat sebanyak 2 rakaat.
Setelah mengerjakan rutinitas pagi hari, mulailah aku melangkahkan kaki di bumi Allah. Dan tak lupa mulutku membisikkan lafadz basmallah.
Salam dariku kepada dunia, bahwa aku kan mulai meluncur ke medan dakwah. 😄

Aku Bingung

Jumat, 23 September 2016

Teman-teman...
Mereka ingin aku tidak berubah
Ada yang bilang aku panutan. Aku bingung...
 

Arah Bangsa

Sebuah Sindiran


Kedua.

RB

Jumat, 02 September 2016

Assalamu'alaikum ^^
Saya kembali hadir dengan semangat terbarukan! Hehehe...













Kini dari kediaman sementara saya, sebut saja RB (erbe). Yang jarang berbincang dengan saya pasti belum tahu singkatan ini. Tapi saya bersama Trio Shalihah Insya Allah menyebut kediaman sementara kami dengan sebutan RB (erbe). Nah, apa sih RB (erbe) itu?? buah arbei kah?


Jawaban Hati

Hanya Opini Biasa

The Day We had Holding on Forever

Selasa, 26 April 2016


Pecah.
Kata itu yang membuat gue menyesal dikemudian hari. Pertengkaran membuat persahabatan gue hancur dan ga bakal bisa dibangun lagi dengan ornag yang sama. Terlambat. Semuanya udah terlambat ketika gue menyadari dulu itu indah. Masa kecil gue yang indah, sia-sia ga gue jaga.

Lo tau apa yang terjadi?

Pemula yang Memulai Hobi

Halo! Assalamu'alaikum!>_<
Bertemu lagi di minggu tenang bagi saya untuk mulai mengisi blog. Sedikit saja, saya ingin nge-post tentang bagaimana saya mulai tertarik dengan yang namanya Corel Draw.

Tau kan Corel Draw? Ituu.. aplikasi seperti photoshop tapi ini mungkin lebih ringan dan bila photoshop biasanya digunakan untuk meng-edit foto atau gambar, kalau Corel penggunaanya lebih ke membuat poster atau semacamnya.

My Childhood My Adventure

Kamis, 24 Maret 2016



Suatu hari SD gue yang tadinya masuk pagi jam 07.00 tiba-tiba jadi ganti masuk siang. Dan akhirnya gue pulang sore. Ketika gue baru pulang sekolah, Risa ga ada di rumah. Yaudah, gue keluar rumah dan duduk di aspal depan pager sambil nungguin Risa.
Mereka Tiba.
Loh mereka? Ya, Risa bersama Ninna menghampiri dan ikut duduk-duduk sore dekat gue. Mereka cerita tentang apa yang baru aja terjadi. Gue si pengamat sedang mengamati jalanan. Jadi gue cuma dengerin aja. Awalnya gue ga ngerasa ada yang aneh dari kelakuan Risa dan Ninna dalam kejadian yang baru aja mereka ceritakan.

Bagi-bagi Tugas #Part1

Senin, 21 Desember 2015



Assalamualaikum,
Mau mulai ngejalanin pamer tugas nih, mumpung lagi libur UAS :B

Tugas pertama adalah remedial kimia saya kelas 2 SMA.
"kok remedial?"
"remed kok dipamerin?"
"gak malu?"

We Were Friends 'till End

Jumat, 26 Juni 2015



Ini adalah sebuah kisah tentang 4 anak yang bersahabat sejak kecil. Risa, Ninna, Yuki, dan gue Fay. Mereka adalah anak yang periang. Bermain kesana kemari. Berpetualang bak bolang, menerjang ombak bak nenek moyang. Kalau dipikir-pikir, keberadaan gue ga terlalu berperan dalam kisah ini. Jadi intinya gue adalah pengamat.

@ll genres Japanese song

Jumat, 14 Maret 2014

Hai! Selamat tanggal 14!

Udah lama banget ga ngepost lagi, nah pertemuan kali ini saya mau mengisi blog ini dengan pos yang nge-refresh pikiran, yang ga serius-serius amat. Dan sebelum liburan seminggu dimulai dengan belajar-belajar juga.. tapi mungkin lebih keseringan tidur, saya pengen nge-blog sekaliiii aja sebelum saya mau-ga-mau turun ke kelas 11 (Disekolah saya kelas 11 lokasinya dibawah jadi gw harus turun tangga). Tebak saya kelas 11 IPA berapa?? HAA!? Yak, 11 IPA 5!

Yak, lanjut aja sesuai judulnya, ini ada beberapa lagu jepang yang sering saya dengerin dan saya juga suka itu, nih saya share. Berikut adapun judul dan genre seputar lagu tersebut :

Short Story by me

Sabtu, 17 Agustus 2013


Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo! Hehe saya mau nge-share "Cerpen"  yang saya bikin saat kelas 9 SMP.

MISTERI DEPAN SEKOLAH


Karya : Fardah Hamasdudayeva


Kelas  : IX.VII (Sembilan.Tujuh)


         Hari itu Rima berangkat sekolah seperti biasa. Setibanya di sekolah, Rima segera masuk kelas. “Selamat pagi teman-teman!”. Sapa Rima pada teman-teman kelasnya. Ternyata tak satu pun teman sekelasnya menjawab sapaan Rima. Rima pun kecewa. Hingga sahabat Rima yang bernama Nanda menyadari keberadaan Rima. “Hei Rima! kamu udah datang ya”. Kekecewaan Rima hilang karena kata-kata sahabatnya itu. “Nanda, itu ada apa sih? Kok pada ngumpul di mejanya Irwan?”. Rima bingung sedari tadi masuk kelas, karena semua teman kelasnya mengumpul di meja ketua kelas, yaitu Irwan. “oh itu, katanya si Irwan kemarin malam pas dia pulang dari minimarket, dia liat putih putih yang terbang di depan sekolah. Jadi Irwan menceritakannya pada teman-teman sekelas”. Jelas Nanda dengan nada bicara tak percaya. “Hah?! Putih putih terbang didepan sekolah?”. Tanya Rima terkejut. “Iya, aku sih nggak tau itu bener atau nggak.. coba saja tanya sama Irwan”. Usul Nanda. KRIIIING!! KRIIIING!!. Bel masuk berbunyi. “Yaudah, nanti pulang sekolah aku tanya deh..”. Jawab Rima.


            KRING! KRING!. Bel berbunyi menandakan seklah telah usai. Waktu telah menunjukan pukul 12 siang. Pada saat itu Rima dan Nanda yang masih penasaran dengan cerita Irwan. “Wan, emang putih putih yang depan sekolah itu beneran ada?”. Tanya Rima. “Bener Rim! Aku liat sendiri! Eh nggak maksudnya aku sama Dikma liat dengan mata kepala sendiri, didepan sekolah deket pintu gerbang ada putih putih yang terbang! Ya kan, Dik?”. Jelas Irwan menggebu-gebu dan meminta pembuktian pada Dikma. “Iya bener, coba nanti malaem kita buktiin. Ngumpul didepan warungnya Rinda jam 8 malam ya?”. Dikma menjawab dan memberi usul. “Oke, kita buktiin nanti malam ya”. Rima menerima tantangan dari Dikma. “Eh tapi ngomong-ngomong kalian kira putih putih itu apa?”. Tanya Nanda. “Oh iyaya, menurutku.. mungkin itu hantu!”. Seru Irwan. “iya! Menurutku mungkin itu hantu penunggu sekolah!”. Timpal Dikma. “Oh kalian kira hantu ya? Baiklah samai jumpa nanti malam”. Tegas Rima. Nanti malam mereka akan membuktikan kebenaran dibalik ‘putih putih’ tersebut. Dan Dikma mengusulkan mereka bertemu di depan warung milik temannya, yang bernama Rinda.


            Malam pun tiba. Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Di depan warung Rinda, telah berkumpul lah Rima, Nanda, Irwan, dan Dikma. Mereka berjalan menuju gerbang sekolah yang tak jauh dari warung tersebut. “Mana Wan? Nggak ada tuh putih putih terbang?”. Tanya Rima heran. “Ada! Kemaren ada kok!”. Jawab Irwan tak mau kalah. “Oh mungkin hantunya lagi keliling-keliling sekolah kali!”. Kata Dikma dengan sedikit bercanda. Mereka tak masuk ke dalam wilayah sekolah karena gerbang sekolah dikunci pada saat malam hari. “Mana sih?! Nggak ada tau! Buang-buang waktu saja! Balik yuk!”. Kata Nanda dengan nada kesal. Breeem.. breemm… Tiba-tiba motor lewat. Tanpa mereka sadari sinar dari lampu motor yang baru saja lewat itu menyorot sesuatu berwarna putih didalam wilayah sekolah, dihalaman sekolah. Mereka semua berteriak sekeras mungkin dan melarikan diri dengan kecepatan hampir 10 meter per detik. Sampai akhirnya mereka berempat percaya bahwa putih putih terbang itu benar-benar ada, tetapi mereka tidak tau apakah itu hantu atau bukan, karena mereka telah melarikan diri dahulu sebelum menyimpulkan itu apa.


            Pagi hari tiba. Rima, Nanda, Irwan, dan Dikma menceritakan pada teman-teman kelasnya atas kejadian tadi malam dengan sedetail-detailnya. Tapi salah satu teman mereka yaitu Rinda tidak takut atau pun terkejut mendengar mereka menceritakan kejadian itu. “Tapi kalau menurut kalian itu hantu, kalau menurutku itu bukan hantu”. Rinda memberikan pikirannya tentang putih putih terbang itu. “Lalu apalagi kalau bukan hantu?”. Tanya Rima yang menyangka putih putih terbang itu adalah hantu setelah mengalami kejadian tadi malam. “Kalian bisa lihat nanti pulang sekolah dihalaman depan sekolah itu ada apa”. Jelas Rinda tanpa menyebutkan apa pendapatnya. Bel masuk berbunyi. Rima, Nanda, Irwan, dan Dikma masih penasaran apa yang dimaksud oleh Rinda.


            Pulang sekolah pun tiba. Rima, Nanda, Irwan, dan Dikma segera menuju halaman depan sekolah yang sedikit tertutup saat pagi sampai sore hari karena tertutup kantin sekolah yang ramai dikerumuni siswa siswi dengan segala keperluannya. Saat sampai dihalaman depan sekolah mereka berempat terkejut bukan main. “Hah?! Kenapa ada pohon nangka sebesar ini di halaman depan sekolah?”. Kata Rima dengan mulut sedikit terbuka. “Eh?! aku juga baru tau disini ada pohon nangka!”. Seru Dikma. Saat ini mereka melihat pohon nangka besar dimana beberapa buah nangkanya diikat dan ditutup oleh karung berwarna putih. Akhirnya mereka tau kalau putih putih terbang pada saat malam hari itu bukan hantu melainkan buah nangka yang dibungkus oleh karung berwarna putih. Mereka menyesal atas dugaannya itu dan mereka akan berhati-hati dalam mengamati benda yang ada disekeliling mereka.

           


 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS